Wednesday, July 28, 2010

Jangan Meminjam Gunting Kuku SEMBARANGAN !!


Kebiasaan meminjamkan gunting kuku atau pisau cukur bisa berarti bukan sesuatu yang baik dari sisi kesehatan karena rawannya penularan hepatitis B,C dan D. Mulailah punya barang-barang pribadi sendiri dan jangan saling meminjam.

Hepatitis atau kadang-kadang disebut dengan penyakit kuning merupakan peradangan hati (liver) yang kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus. Nah, penyakit ini gampang menular jika seseorang meminjamkan barang-barang pribadinya.

Gunting kuku misalnya, ketika terluka saat menggunting kuku atau yang meminjam terluka maka akan terjadi perpindahan darah yang terinfeksi. Jika salah satu punya bakat hepatitis bukan tak mungkin menularkan ke lainnya.

Ada lima tipe hepatitis yang umum, yakni A, B,C, D dan E. Hepatitis A dan E ditularkan melalui feses (kotoran) dan makanan serta minuman yang terkontaminasi. Kedua jenis hepatitis ini pada umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga relatif tidak berbahaya.

Sedangkan hepatitis B, C dan D umumnya ditularkan lewat darah dan cairan tubuh lainnya seperti semen (cairan pembawa sperma). Hepatitis tipe ini sangat berbahaya, karena bisa mengakibatkan penyakit hati menahun termasuk sirosis (pengerasan hati), gagal hati, kanker hati dan kamatian.

"Infeksi Hepatitis B Virus (HBV) maupun Hepatitis C Virus (HCV) merupakan masalah kesehatan masyarakat global, dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan, tidak terkecuali Indonesia," ujar Dr Unggul Budihusodo, Sp.PD, KGEH, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), dalam acara konferensi media Hari Hepatitis Sedunia di Mario's Place, Jakarta, Selasa (27/7/2010).

Lebih dari 350 juta orang di dunia telah menjadi pengidap kronik HBV dan 180 juta pengidap HCV. Secara perbandingab, dari 12 orang penduduk dunia, ada 1 orang yang menderita hepatitis.

Bahkan sekitar 500 ribu hingga 2 juta orang meninggal setiap tahunnya karena berlanjut menjadi penyakit hati serius yang diakibatkan oleh infeksi hepatitis B kronik. Ini membuat hepatitis B berada pada posisi kesepuluh penyebab kematian utama di dunia.

Hepatitis B adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus Hepadnaviridae atau Hepatitis B Virus (HBV). HBV dapat menyerang hati dan dapat menyebabkan kanker hati dan sirosis (terbentuk jaringan parut pada hati) jika infeksi HBV terjadi dalam waktu lama (kronis).

Sedangkan hepatitis C adalah penyakit hati akibat infeksi Hepatitis C Virus (HCV) dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk hepatitis C. Dan menurut Dr Unggul, di Indonesia belum ditemukan kasus infeksi hepatitis D.

Infeksi hepatitis B dan C dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh seperti semen, cairan vagina atau saliva. Penularan ini dapat terjadi melalui:

1. Hubungan seksual dengan penderita hepatitis B atau C
2. Kontak dengan darah dari penderita hepatitis B atau C misalnya jarum suntik (pecandu narkoba), alat pencukur, sikat gigi, pakaian yang terkena darah, alat akupuntur, alat manikur dan gunting kuku, alat tato atau body piercing (tindik) yang tidak steril, bahkan pada saat berkelahi (jika terdapat luka terbuka pada kedua pihak).


Tapi tidak perlu khawatir, hepatitis B dan C tidak ditularkan melalui bersin, batuk, pelukan, atau pegangan tangan.

Berikut beberapa cara untuk melindungi diri dari infeksi hepatitis B dan C, yaitu:

1. Periksa kesterilan jarum yang digunakan untuk tindik telinga maupun bagian tubuh lainnya, tato, akupuntur maupun elektrodialisis.
2. Hindari penggunaan bersama/bergantian gunting kuku, pisau cukur, sikat gigi dan benda-benda lain yang mungkin kontak dengan darah.
3. Hindari berbagi jarum suntik dengan orang lain
4. Lakukan pemeriksaan berkala terhadap hepatitis B dan C jika Anda adalah orang-orang yang berisiko tinggi, misal tenaga kesehatan atau pernah menerima transplantasi organ, transfusi darah, bertukar jarum suntik, seks tidak aman dan lainnya.

Sumber: Kaskus

Jangan Biasakan Menjepit Ganggang Telepon!!!!!

Kebanyakan dari kita pasti sering melakukannya kan? Yaitu menjepit ganggang telepon ketika sedang menelepon. Yaah mungkin uda kebiasaan, tapi tahukah anda? Ternyata hal itu sungguh bisa berakibat fatal.


Tonjolan tulang dapat memutuskan saluran pembuluh darah dan memicu stroke. Peringatan berikut ini mungkin perlu di perhatikan benar oleh para sekretaris, operator, konsultan, dokter dan para karyawan yang sering menggunakan telepon.

Ingat, janganlah terlampau sering melepaskan gagang telepon dari tangan anda dan meletakkannya di antara pundak dan telinga, sementara tangan melakukan aktivitas lain. konon, perilaku semacam itu bisa menyebabkan stroke.
 
Demikian dikemukakan seorang ahli syaraf asal perancis pada jurnal kesehatan beberapa waktu lalu. Seorang psikiater yang biasa berbicara lewat telepon yang terjepit di telinga kiri dan pundaknya lebih dari satu jam, dilaporkan menderita stroke ringan. Kejadian naas itu terjadi akibat adanya tonjolan tulang yang memutuskan saluran pembuluh nadi. Menurut tim dokter yang meneliti kasus tersebut, pria berusia 43 tahun yang terbiasa berbicara dengan pasien-pasiennya pada mulanya sehat-sehat saja. Namun, seusai memberikan konsultasi kepada pasiennya, si psikiater ini mengeluhkan kebutaan sementara pada mata kirinya, telinga kirinya pun seperti merasakan sebuah dengung. Tak hanya itu, dia pun mengaku kesulitan untuk berbicara. Kondisi ini menunjukkan bahwa dirinya menderita stroke ringan. Dari hasil pemindahan tampaklah adanya sobekan pada dinding arteri bagian dalam dari organ tubuh si pria tadi. Sobekan tadi jelas mempengaruhi saluran pengiriman darah yang menuju ke otak. 

  

Seperti diketahui, pada tubuh manusia terdapat dua kelenjar arteri yang bertugas menyalurkan darah yang mengandung oksigen dari jantung menuju kepala dan leher. Kedua saluran arteri tersebut naik di kedua sisi leher, dari jantung menuju otak. Pada gambar scanning tampaklah adanya sebuah peruncingan tulang yang lazim disebut sebagai proses stiloid, yang menyebabkan adanya kontak antara tulang (pada bagian leher) dengan arteri.

Sebenarnya, setiap orang memiliki dua tulang stiboid ini. Keduanya menonjol dari dua sisi tulang tengkorak, tepat di bawah telinga dan di belakang tulang rahang. Namun, tulang yang dimiliki psikiater tadi lebih panjang dari biasanya. Mathieu zuber, ahli syaraf dari rumah sakit saint anne, paris mengatakan "untungnya pasien ini hanya mengalami serangan insemik berkala, atau terjadi penghentian suplai darah menuju otak yang kurang dari 24 jam".

Dengan begitu, hanya stroke ringanlah yang menyerang psikiater yang biasa bertelepon dengan pasiennya tadi. "namun, kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa aktivitas setiap hari yang melibatkan penyimpangan agak lama di bagian leher, seperti menggunakan telepon dengan menghimpit antara telinga dan pundak, bisa menimbulkan masalah yang tidak terduga bagi sebagian orang," tambahnya.

Ia menambahkan, psikiater tersebut tidak mengalami gejala stroke terlalu lama. Namun, sejak kejadian itu, ia tidak mau lagi melakukan pembicaraan dengan cara menghimpit telepon diantara telinga dan pundaknya saat melayani keluhan pasien-pasiennya. Oleh sebab itu mulai dari sekarang hilangkan kebiasaan tersebut "lebih baik mencegah sebelum hal itu terjadi pada kita semua".

Anda masih mau menjepit ganggang telepon pada saat menelepon?? Mending sekalian aja kayak foto di bawah :D



 Sumber: Kaskus

Tuesday, July 20, 2010

jangan tertipu sama cewe yg berbadan ideal (Anorexia vs Bulimia Nervosa)

apakah agan/aganwati punya teman yg berbadan ideal bahkan kurus?
anda iri dengan tubuhnya yg ideal walaupun dia makan lebih banyak dari anda?

jangan terlanjur termakan oleh "kebohongan"nya!

kasus ini banyak terjadi dalam usia remaja yg kebanyakan diderita oleh cewe..
ini adalah kelainan pada nafsu makan yang sepertinya sepele namun sangat berbahaya..

kelainan ini bernama :

Bulimia Nervosa
&
Anorexia Nervosa



ANOREKSIA VERSUS BULIMIA
Pada prinsipnya, anoreksia dan bulimia dapat digolongkan sebagai penyakit yang sama, yaitu weight-phobia alias penderita takut banget berat badannya bertambah. Secara harafiah, anoreksia berarti kehilangan selera makan. Namun sebenarnya tidak semua penderita anoreksia kehilangan selera makannya. Perasaan takut gemuklah yang menyebabkan mereka menahan nafsu makan secara tidak wajar, hingga banyak yang akhirnya kehilangan selera makannya sama sekali dan tidak sadar kalau tubuh mereka benar-benar tinggal kulit berbalut tulang!

Bulimia adalah penyakit yang ditandai dengan makan secara berlebihan, kemudian memuntahkannya kembali untuk menjaga agar berat badan tidak naik. Dibandingkan penderita anoreksia yang dapat dikenali dengan mudah karena bentuk tubuhnya yang sangat kurus, penderita bulimia biasanya memiliki berat badan yang stabil bahkan cenderung ideal.

Anoreksia dan bulimia sering disebut sebagai salah satu penyakit kejiwaan atau psikiatri karena penderitanya memiliki cenderung menyalahkan diri sendiri. Mereka pun merasa berdosa bila makan, apalagi bila jarum timbangannya bergeser ke kanan....

Tahukah Anda Kalau....

• Dari seluruh jenis penyakit psikiatri yang ada, anoreksia dan bulimia menempati urutan penyebab kematian tertinggi.
• Meskipun anoreksia dan bulimia biasanya terjadi pada masa remaja, gejala-gejalanya dapat timbul pada wanita (dan pria) segala umur.
• Sepertiga dari penderita anoreksia dan bulimia pernah mengalami pelecehan seksual sebelumnya, dan memiliki kepercayaan diri yang sangat rendah.
• Penderita anoreksia dan bulimia mengisi hari-harinya dengan terus-menerus sibuk memikirkan makanan



APA, SIH, BULIMIA ITU?


Penderita bulimia biasanya memiliki berat badan yang stabil atau ideal (lihat saja mendiang Putri Diana atau Christina Aguilera). Meski memiliki nafsu makan yang besar dan tidak terkendali, penderita bulimia berusaha menurunkan berat badannya. Entah itu dengan menggunakan obat pencahar, atau memuntahkan kembali setiap makanan yang dimakan. Setiap kali makan, mereka akan merasa bersalah dan tertekan, sehingga dengan berbagai cara berusaha mengeluarkan kembali semua yang telah dimakan.

Rasa tidak puas akan bentuk tubuh sendiri dan ketidakmampuan untuk mengontrol makanan yang masuk sering dituding sebagai penyebab utama terjadinya bulimia. Selain itu, kepercayaan diri yang rendah dan ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi stres juga disebut sebagai biang keladi bulimia.

Walaupun mereka biasanya sadar punya pola makan tidak normal, mereka tidak mencoba untuk mengatasinya sendiri. Nggak heran kalau bulimia mengakibatkan gangguan yang cukup serius bagi para penderitanya.

Memuntahkan makanan secara berulang-ulang dapat mengakibatkan iritasi kulit di sekitar mulut akibat seringnya kontak dengan zat asam dari perut, kebusukan pada email gigi, gigi berlubang, dan sakit perut yang berkepanjangan. Efek lainnya adalah jantung berdebar, dehidrasi, kerusakan ginjal, berkurangnya sel-sel otot dalam tubuh, sampai kematian yang tiba-tiba.

Penggunaan obat pencahar yang berlebihan pun bisa mengakibatkan diare hingga berdarah. Penderita bulimia bisa tergantung pada obat pencahar, sehingga mereka tidak bisa buang air besar secara wajar tanpa bantuan obat-obatan pencuci perut


 MENGENAL ANOREKSIA


Anoreksia adalah penyakit yang hingga hari ini sulit dimengerti dan masih jadi teka-teki bagi para pakar kesehatan. Sebagian menyebutkan bahwa anoreksia disebabkan tidak berfungsinya kelenjar hypothalamus di bagian otak, yang bertugas mengatur selera, keinginan untuk makan, gairah seksual dan menstruasi.

Kasus anoreksia dapat dimulai dengan diet ketat karena kebanyakan penderita anoreksia dulunya pernah mengalami kelebihan berat badan. Mereka semakin terpacu untuk menurunkan berat badan karena keberhasilan pola diet terdahulu.

Ada beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan seseorang menjadi penderita anoreksia. Pertama, ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekelilingnya, seperti putus cinta, meninggalnya orangtua, dan pengalaman traumatis lainnya. Intinya segala manifestasi dari rasa bingung, kecewa atau sedih.

Penyebab berikutnya adalah krisis mengenai persepsi gambaran tubuh seseorang. Tidak semua remaja dapat menerima perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka sebagai suatu hal yang wajar. Penderita anoreksia biasanya akan mengalami keterlambatan pertumbuhan payudara atau terlambat menstruasi, sehingga wajah mereka tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya.

Selain itu, perasaan ditolak atau diabaikan keluarga juga menjadi faktor pemicu terjadinya kasus anoreksia. Seseorang yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis sering cenderung menyalahkan dan menghukum diri sendiri dengan menolak untuk makan dan menahan lapar. Yang menyedihkan, mereka nggak sadar kalau kondisi tubuh mereka, tuh, sudah parah banget....

Penderita menganggap dirinya tidak menarik, tidak sehat dan juga tidak diinginkan. Penderita anoreksia bisa mengalami dehidrasi dan cenderung sering pingsan. Kelainan ini juga memicu kematian mendadak karena irama jantung yang tidak normal.

Gejala Anoreksia biasanya terjadi karena meningkatnya perhatian secara berlebihan pada makanan dan berat badan. Meskipun sudah kurus tapi tetap merasa gemuk, selalu menyangkal kalau dirinya sudah kurus, melakukan olahraga berlebihan untuk mengendalikan berat badan, tidak mengeluh meski nafsu makan dan berat badan berkurang.



 PERLU DIINGAT BAHWA KEBANYAKAN MODEL DAN ARTIS-ARTIS YANG BERTUBUH LANGSING ADALAH PENDERITA BULIMIA NERVOSA, ALANGKAH BAIKNYA ANDA MEMPERHATIKAN ORANG TERDEKAT ANDA YANG SERING MELAKUKAN "DIET" ATAUPUN YANG BERNAFSU MAKAN BESAR TETAPI TETAP BERTUBUH IDEAL.
KARENA ITULAH SALAH SATU CIRI DARI PENDERITA BULIMIA NERVOSA

 --- penderita penyakit umumnya ini selalu menganggap dirinya lebih "besar" dari pada kenyataannya ---


CIRI-CIRI UMUM BULIMIA
 1. Penderita lebih sulit dideteksi karena berat tubuh mereka bisa saja melebihi batas normal, di bawah batas normal, atau bahkan mempunyai berat tubuh yang normal.

2. Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja maupun dewasa muda.

3. Ciri utamanya dapat dilihat dari pola makan seperti makan dalam jumlah yang banyak dan kemudian dimuntahkan kembali atau mengonsumsi obat pencahar dan obat diuretik untuk memuntahkan kembali makanan yang telah disantap.

4. Mempunyai beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat kebiasaan memuntahkan kembali makanan setelah disantap, seperti terjadinya luka pada dinding perut, radang pada usus buntu, denyut jantung tidak teratur, kerusakan pada ginjal karena rendahnya asupan potasium, rusaknya email gigi karena terciptanya produksi asam yang berlebihan ketika muntah, dan terhentinya menstruasi.

5. Kemarahan tertahan karena ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang lazim. Biasanya penderita bulimia takut mengecewakan orang-orang yang mereka cintai dalam lingkungan mereka.

6. Luka seperti terbakar pada bagian punggung tangan karena efek asam lambung yg terkena saat muntah. 

CIRI-CIRI UMUM ANOREXIA
1. Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja, dewasa atau yang baru memasuki masa puber.

2. Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menekankan pentingnya prestasi sebagai nilai kebanggaan keluarga.

3. Mempunyai perhatian yang berlebihan tentang kesempurnaan penampilan.

4. Mempunyai orang tua yang sangat sibuk dengan dunia mereka sendiri. Penderita anoreksia biasanya merasa harus menjadi sempurna agar mendapat perhatian dari orang tua mereka.

5. Ditandai dengan perubahan fisik seperti rambut rontok, terhentinya ovulasi dan menstruasi, detak jantung melambat, tekanan darah rendah dan tidak mampu menahan rasa dingin.

6. Biasanya memiliki tingkat depresi yang lebih parah dibandingkan penderita bulimia.

7. Rentan terkena osteoporosis?karena asupan kalsium yang rendah.

8. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan organ-organ vital lainnya jika berat badannya turun dibawah batas normal.

9. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up

10. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.

11. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.

12. Hypokalemi dan kelainan EKG

13. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.


TERAPI ANOREKSIA DAN BULIMIA

Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif pada beberapa kasus medikasi harus dipertimbangkan

1. Perawatan di rumah sakit. Clinical harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak harus.

1. i. kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasien anoreksia nervosa yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan..

2. ii. Hypokalemi (<3 meg/L) atau EKG mengalami perubahan akibat meningkatnya potassium.

3. iii. Lingkaran muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan.

4. i. Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan gangguan kejiwaan lainnya.

5. ii. Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat badan, seperti :

1. tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000 kalori yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan yang sama selama sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekali makan.

2. keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien

3. setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung kemihnya dan sebelum sarapan

4. mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya.

5. jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya.

6. Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.

7. i. Cyproheptadine hydrochloride, merupakan antagonis antihistamine dan serotonin, telah terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa yang mempunyai sedikit efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan dinaikan 32mg/hari pada akhir minggu kedua.

8. ii. Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahan-lahan sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa, biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk pasien dengan gangguan depresi.

9. iii. Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk pasien yang mengalami anxietas yang berat.


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANOREKSIA DAN BULIMIA

faktor apa yang memicu timbulnya penyakit anoreksia? Menurut Adriana Ginanjar, psikolog dari Universitas Indonesia, faktor pemicunya beraneka ragam. Pertama, karena tuntutan profesi.

‘Korban’ tipe kedua adalah mereka yang berkepribadian perfeksionis. Anoreksia bukan hanya milik manusia yang mengatasnamakan kecantikan fisik di atas segala-galanya, seperti para selebriti. Anoreksia juga mampu memorak- porandakan kehidupan para eksekutif muda yang mengejar kesempurnaan. Target mencapai puncak kesuksesan tak hanya diukur dari karier yang gemilang dan kehidupan sosial yang populer. Timbangan pun ikut berperan. Jika timbangan berkurang, pribadi perfeksionis pun merasa berkuasa dan dalam keadaan terkontrol.

Tipe ketiga adalah mereka yang punya pengalaman traumatis di masa lalu. Menurut studi yang dilakukan University of Bristol, Inggris, anak-anak perempuan yang masa kecilnya mengalami kekerasan, terutama kekerasan seksual, ternyata setelah dewasa banyak yang terganggu pola makannya. Kekerasan emosional di masa kecil juga ikut berperan. Misalnya, dia hidup di lingkungan keluarga dan masyarakat yang terus-menerus mencekoki opini betapa pentingnya menjadi kurus.

Tipe keempat adalah mereka yang berkepribadian lemah dan tertekan karena tertimpa masalah berat. Misalnya, akibat orang tua yang bercerai atau suami yang berselingkuh. Kehidupan yang chaotic itu menyebabkan mereka mencari pelarian. Gangguan tersebut sebenarnya hanya merupakan simptom dari masalah sesungguhnya yang berada di bawah permukaan.

Sementara menurut sumber rujukan lain, ditemukan tiga faktor pemicu kelainan ini.

Faktor biologis adalah alasan pertama. Studi menunjukkan, seorang remaja putri yang memiliki ibu atau kakak dengan kelainan ini memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita anorexia. Temuan ini berkaitan dengan kecenderungan genetis mengenai konsep kesempurnaan dan sensitivitas. Ditemukan pula beberapa bukti kalau serotonin juga berperan terhadap kelainan ini. Serotonin adalah zat kimia di otak yang berhubungan dengan depresi.

Yang kedua adalah faktor psikologis. Mereka yang mengalami anorexia cenderung menganggap diri tidak bernilai. Ada pula yang memilik kepribadian obsesif-kompulsif yang memudahkan mereka untuk melaparkan dirinya. Selain itu, keinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna juga menjadi penyebab anorexia karena mereka akan selalu merasa kalau berat badan mereka masih berlebihan.

Faktor sosial budaya juga ternyata dapat memicu seseorang menjadi anorexia. Tayangan media yang kerap menampilkan model yang kurus dapat mempengaruhi konsep seseorang mengenai kesempurnaan fisik, terutama bagi remaja putri.

Sementara menurut sumber rujukan kedua, Ada beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan seseorang menjadi penderita anoreksia. Pertama, ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekelilingnya, seperti putus cinta, meninggalnya orangtua, dan pengalaman traumatis lainnya. Intinya segala manifestasi dari rasa bingung, kecewa atau sedih.

Penyebab berikutnya adalah krisis mengenai persepsi gambaran tubuh seseorang. Tidak semua remaja dapat menerima perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka sebagai suatu hal yang wajar. Penderita anoreksia biasanya akan mengalami keterlambatan pertumbuhan payudara atau terlambat menstruasi, sehingga wajah mereka tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya.

Selain itu, perasaan ditolak atau diabaikan keluarga juga menjadi faktor pemicu terjadinya kasus anoreksia. Seseorang yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis sering cenderung menyalahkan dan menghukum diri sendiri dengan menolak untuk makan dan menahan lapar.


Menurut sumber rujukan ketiga, Faktor yang memicu timbulnya penyakit anoreksia adalah :
- Tuntutan profesi. Bagi mereka yang berprofesi mengunggulkan keindahan tubuh seperti model dan artis, potret tubuh langsing adalah harga mati. Maka para bintang seperti Kate Moss dan Victoria Beckham berlomba-lomba untuk memiliki tubuh setipis mungkin.

- Peristiwa traumatis di masa lalu. Menurut studi yang dilakukan dari university of Bristol, anak-anak perempuan yang masa kecilnya mengalami kekerasan terutama kekerasan seksual, ternyata setelah dewasa banyak yang terganggu pola makannya. Selain itu, lingkungan keluarga dan masyarakat yang terus menerus mencekoki opini betapa pentingnya menjadi kurus.

- Mereka yang berkepribadian lemah dan tertekan karena tertimpa masalah berat seperti orang tua yang bercerai atau suami berselingkuh. Kehidupan yang chaotic menyebabkan mereka mencari pelarian. 


BAHAYA ANOREKSIA DAN BULIMIA PADA ANAK

Perlu anda ketahui bahwa penyakit Anoreksia dan Bulimia sering terjadi pada anak remaja, khususnya wanita. hal ini disebabkan karena muncul ketakutan yang sangat berlebih pada mereka sehingga menimbulkan rasa frustasi yang berlebihan. Olehnya itu disini akan dijelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan penyakit Anoreksia dan Bulimia ini agar anda atau orang terdekat anda terhindar dari jenis penyakit ini.

Anorexia adalah suatu aktivitas untuk menguruskan badan dengan jalan melakukan pembatasan mengkonsumsi makanan secara sengaja melalui kontrol ketat. biasanya penderita penyakit ini sadar bahwa mereka merasa lapar namun dilain sisi mereka takut jika mereka menuruti hasrat untuk makan maka berat badan mereka akan bertambah. dimana mereka akan melakukan diet mati-matian untuk mecapai atau mempertahankan berat badan ideal yang mereka inginkan.

sedangkan Bulimia adalah saat sipenderita cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang secara berlebihan untuk memuaskan keinginan mereka, namun selanjutnya memuntahkannya kembali sampai tidak tersisa. dengan cara demikian mereka berharap tetap kurus tanpa perlu menahan keinginan makan. padahal kalau diketahui jika kita mengkonsumsi makanan secara berlebihan itu dapat merusak keseimbangan mineral tubuh seperti sodium dan potasium. hal ini menyebabkan rasa lelah, berdebar-debar, detak jantung yang tidak teratur dan dapat menyebabkan tulang keropos.

Dampak lainnya adalah muntah berulang-ulang dapat merusak lambung dan dapat merusak saluran pencernaan makanan ke lambung karena dipaksa berkontraksi secara tidak wajar, asam lambung yang keluar bersama muntah dapat gusi menyusut dan mengikis email gigi, dapat menyebabkan timbulnya ruam di kulit, pecahnya pembuluh darah di muka dan menyebabkan juga menstruasi tidak teratur selain itu juga bisa membuat anak tidak bisa membuat anak tidak memiliki kalori cukup untuk beraktifitas.

Sumber:
http://www.dunia.web.id/
http://familydoctor.org/
http://www.medicalnewstoday.com/
http://en.wikipedia.org/
Kaskus