Wednesday, June 24, 2009

Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah

Oleh dr. Rai Wahyuni

OLAHRAGA atau latihan sering diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktivitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Tujuan olahraga adalah menjaga agar tubuh selalu dalam keadaan sehat dan aktif. Olahraga merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program rehabilitasi bagi mereka yang telah menderitanya.

Secara umum, olahraga membuat fisik dan mental bertambah baik serta memberi suatu perasaan segar. Apakah keaktifan fisik seperti olahraga ada hubungannya dengan timbulnya penyakit jantung dan pembuluh darah? Ya. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan yang rendah terkena penyakit itu. Sebaliknya, mereka yang kurang aktif berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner dan stroke.

Olahraga juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar total kolesterol, LDL, dan trigliserida. Pun, olahraga dapat memperbaiki HDL, yaitu jenis kolesterol yang kadarnya sulit dinaikkan. Di samping itu, berbagai faktor risiko seperti hipertensi, kegemukan, dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi, dan frekuensinya.

Lebih rinci manfaat olahraga untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah adalah sbb.:

1. Memperbaiki metabolisme lipoprotein dan karbohidrat. Menaikkan kadar kolesterol baik (HDL), menurunkan kadar kolesterol jahat. Memperbaiki metabolisme karbohidrat, misalnya meningkatkan sensitivitas insulin yang akan menurunkan risiko diabetes mellitus. Perbaikan profil lipoprotein berarti menurunkan risiko atheroselerosis.

2. Menurunkan kerja otot jantung dan keperluan akan oksigen, sehingga kerja jantung lebih efisien. Menurunkan detak nadi pada waktu istirahat dan latihan. Menurunkan tekanan darah sehingga memperbaiki penyakit hipertensi. Meningkatkan aliran darah dari jantung pada waktu latihan. Meningkatkan daya kontraksi jantung. Memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih lancar.

3. Kerja sistem listrik jantung. Meningkatkan stabilitas kerja sistem listrik jantung. Berpotensi mengurangi debaran jantung yang tidak normal.

4. Meningkatkan kebugaran jasmani. Memperkuat otot-otot tubuh dan melenturkan gerakan-gerakan yang diperlukan. Tidak cepat merasa lelah dan ringan menghadapi tugas-tugas selanjutnya.

5. Sikap kejiwaan (mental) lebih mantap. Mereka yang melakukan olahraga teratur akan memiliki kejiwaan yang lebih mantap. Tidak mudah tergoncang atau stres oleh persoalan-persoalan hidup yang muncul.

6. Bagi mereka yang telah ada tanda-tanda penyumbatan di pembuluh darah arteri, latihan yang dilakukan bersama dengan diet dan obat akan banyak membantu memperbaiki kondisinya. Bagi mereka yang telah dioperasi balon atau pintas koroner, latihan akan menjaga pembuluh darah tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Dapat mendorong timbulnya sistem kolateral, yaitu semacam saluran darah baru ke otot jantung.

Perlu Persiapan

Agar olahraga atau latihan berjalan lancar dan aman, perlu diadakan persiapan sebaik-baiknya, antara lain persiapan sebelum memulai latihan dan pengujian fisik serta mempelajari riwayat pasien. Mereka yang berusia lebih dari 40 tahun tanpa tanda-tanda atherosclerosis pada arteri, dan telah lama tidak melakukan latihan, harus memeriksakan diri ke dokter untuk memulai program latihan. Sedangkan pada yang memiliki tanda-tanda atherosclerosis, tidak pandang umur, harus diperiksa dulu oleh dokter.

Pemeriksaan fisik atau uji fisik dapat berupa tes dengan treadmil. Tes ini membantu dokter mengidentifikasi persoalan yang mungkin tidak terlihat jika pasien dalam keadaan istirahat. Uji fisik ini untuk mengetahui fungsi jantung dan keterbatasannya. Setelah itu barulah akhirnya dokter menentukan jenis latihan, intensitas dan durasi terbaik bagi pasien.

Olahraga atau latihan yang teratur dapat memperbaiki fisik. Namun, berapa besar manfaat latihan terhadap sistem kardiovaskuler, termasuk perbaikan kadar lemak dan kolesterol darah? Ternyata masalah ini tergantung pada berbagai faktor seperti frekuensi, intensitas, durasi, jenis dan urutan olahraga yang hendak dilakukan.

Menurut berbagai penelitian, di samping intensitas latihan, frekuensi latihan mempengaruhi keefektifan hasil latihan secara keseluruhan. Jika dilakukan terlalu sering, misalnya setiap hari, otot tidak punya kesempatan untuk istirahat, sedangkan jika terlalu jarang hasilnya tidak efektif. Hasil penelitian menganjurkan olahraga dilakukan 5 kali seminggu. Detak nadi dipakai sebagai ukuran intensitas. Dengan memonitor detak nadi pada waktu latihan, akan diketahui intensitas latihan sehingga dapat ditahan pada tingkat optimal dan tidak melampaui kesanggupan tubuh seseorang yang mungkin dapat mengakibatkan cedera.

Latihan harus berlangsung secara aman dan menghindari cedera. Untuk itu, ditentukan terlebih dahulu denyut jantung per menit atau nadi latihan. Hal ini disesuaikan dengan umur dan tingkat kesehatan yang bersangkutan. Dikenal dua cara yang sering digunakan yaitu estimasi berdasarkan umur atau dengan treadmill test -- ini akan membantu dokter menentukan angka yang lebih akurat sesuai kemampuan yang bersangkutan. Untuk program rehabilitasi, umumnya digunakan tredmill test ini.

Sirkulasi atau aliran darah dalam tubuh akan meningkat sesuai dengan bertambahnya denyut nadi. Jika dipertahankan, denyut nadi pada zona latihan, kemampuan kerja, dan daya tahan jantung serta otot-otot yang bersangkutan akan meningkat dan sistem kardiovaskuler akan makin tangguh. Pada umumnya, sekali latihan berlangsung antara 30-60 menit. Latihan lebih dari 30 menit akan punya efek tambahan yang amat berguna, yaitu membantu metabolisme (memecahkan) lemak dan kolesterol -- kadar kolesterol dalam darah akan turun.

Untuk mendapatkan hasil latihan yang optimal dan menghindari kemungkinan cedera, peserta dianjurkan mengikuti urutan atau pola tertentu, yaitu pemanasan, latihan utama, dan relaksasi atau pendinginan. Pada saat ini tersedia berbagai fasilitas dan jenis latihan, misalnya bergabung dengan klub kebugaran, klub senam, dan pusat rehabilitasi. Dapat juga dilakukan senam secara perorangan, jalan kaki, jogging, naik sepeda, berenang, dll.


NB: Disalin dari Balipost